• Beranda
  • Tentang Kami
    • Struktur Organisasi
  • Galeri
    • Galeri Video
  • Berita
  • Kontak
  • Anggota
    • Masuk
    • Registrasi
    • Cek Kartu Anggota
  • Bahasa
    • Indonesia
    • Inggris
    • Cina
    • Rusia
  • Pengaduan

Berita

  1. Beranda
  2. Berita

Catatan Kritis Sinergitas Poros Maritim Indonesia dengan Jalur Sutera Maritim China

12 September 2016

‌Jakarta- Kebangkitan kekuatan ekonomi dan militer China dalam beberapa tahun belakangan menimbulkan dilema bagi Indonesia. Disatu sisi, walaupun pertumbuhan ekonomi China mulai melambat dalam beberapa tahun belakangan ini, namun China masih tetap menjadi sebuah kekuatan ekonomi global yang sangat penting yang banyak melakukan investasi ke luar negeri. Tiga program besarnya adalah Jalur Sutera Maritim Abad ke-21, satu sabuk satu jalur (One Belt One Road/OBOR) dan Asian Infrastructure Investment Bank (AIIB).

“Bagi China, kebijakan-kebijakanya tersebut bersifat pertahanan yakni untuk menjaga agar mereka tidak dikepung dan diblokade oleh Amerika Serikat, yang dianggapnya sebagai saingan terbesarnya” ucap Untung Suropati dalam acara peluncuran buku “Arungi Samudra Bersama Sang Naga” di Lemnahas (31/8) dimana Perwira Tinggi TNI AL tersebut menjadi penulis buku bersama Yohanes Sulaiman dan Ian Montratama.

‌

Ia menambahkan atas dasar kesadaran tersebut, China-pun dalam pandanganya selain menawarkan paket kerjasama ekonomi, juga melakukan tekanan secara militer untuk mencapai tujuan politiknya. Sehingga China pun semakin memperkuat angkatan lautnya, membuat pangkalan udara di Laut China Selatan, dan bertindak semakin agresif.

Pertanyaannya bagaimana melihat perkembangan China tersebut dari sudut pandang gagasan Poros Maritim Indonesia? Ia mangatakan konsep jalur Sutera Maritim Abad ke-21 dan Satu Sabuk Satu Jalur sebetulnya bisa bersinergi dengan konsep Poros Maritim Dunia dengan syarat bahwa Indonesia mau dan bisa untuk mengambil kesempatan tersebut.

Ia merekomendasikan untuk menghadapi tantangan tersebut, Indonesia harus kembali ke akar kebijakan bebas-aktif yang ditekankan Bung Hatta di tahun 1948 , yakni mendayung di antara dua karang, memanfaatkan pertikaian kekuatan-kekuatan besar untuk kepentingannya, membina hubungan erat baik dengan China, maupun Amerika Serikat, dan negara-negara lain yang penting seperti Australia, India, Jepang, Korea Selatan, Singapura dan Malaysia untuk mengimbangi sikap agresif China.
‌
‌sumber : maritimnews.com

INDONESIAN FISHERMAN ASSOCIATION ( INFISA )

Indonesian Fisherman Association / INFISA adalah NGO yang beranggotakan nelayan Indonesia


Alamat

Jalan Siklepuh Raya, Kec. Talang, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah 52193

Phone: +622834538371
Email: infisa@fishermanassociation.or.id

Menu Navigasi

  • Beranda
  • Tentang Kami
  • Galeri
  • Kontak
  • Registrasi
  • Pengaduan
  • Syarat & Ketentuan

Jejaring Sosial Kami

© Copyright . All Rights Reserved
Developer Guci Website